Development of DSS

Membangun DSS

Pendahuluan
Membangun sebuah DSS, apalagi yang besar, merupakan proses yang rumit.
Melibatkan hal-hal : teknis (hardware, software) dan perilaku (interaksi manusia-mesin, dampak DSS pada individu.

Strategi Pengembangan

1.Tulis DSS dengan bahasa pemrograman umum : Pascal, Delphi, Java, C++ dll.
2.Menggunakan 4GL : financial-oriented language, data-oriented language.
3.Menggunakan DSS Generator : Excell.
4.Menggunakan DSS Generator khusus
5.Mengembangkan DSS dengan metodologi CASE

Level Teknologi
Kerangka kerja untuk memahami konstruksi DSS mengidentifikasi 3 level teknologi DSS : Specific DSS, DSS-generation, dan DSS tools.
Specific DSS (DSS applications).
“Final Product” atau aplikasi DSS yang nyata-nya menyelesaikan pekerjaan yang kita inginkan disebut dengan specific DD (SDSS). Contoh : SDSS untuk menganalisis joint venture.

DSS Generators (atau Engines).
adalah software pengembangan terintegrasi yang menyediakan sekumpulan kemampuan untuk membangun specific DSS secara cepat, tak mahal, dan mudah. Contoh : Microsoft Excel.
DSS Tools.
Level terendah dari teknologi DSS adalah software utility atau tools. Elemen ini membantu pengembangan baik DSS generators atau SDSS.Contoh : grafis (hardware dan software), editors, query systems, random number generator, dan spreadsheets.
Proses Pengembangan DSS

  1. Perencanaan : Merumuskan kerangka dan ruang lingkup SPK, persyaratan unjuk kerja , dan memilih konsep-konsep & menganalisis model pembuatan keputusan yang relevan dengan tujuan SPK. Langkah ini menentukan pemilihan jenis SPK yang akan dirancang dan metode pendekatan yang dipergunakan.
  2. Penelitian : Berhubungan dengan pencarian data serta sumber daya yang tersedia
  3. Analisis & Perancangan konsep : Penentuan teknik pendekatan yang akan dilakukan serta sumber daya yang dibutuhkan
  4. Perancangan : Melakukan perancangan ketiga subsistem utama SPK yaitu subsistem database, model dan Dialog.
  5. Konstruksi : Merupakan kelanjutan dari perancangan dimana ketiga subsistem yang telah dirancang digabungkan menjadi suatu SPK
  6. Implementasi : Menerapkan SPk yang dibangun. Pada tahap dilakukan testing, evaluasi, penampilan, orientasi, pelatihan dan penyebaran
  7. Pemeliharaan : Tahapan yang dilakukan terus menerus untuk mempertahankan keandalan sistem
  8. Adaptasi : Melakukan pengulangan terhadap tahapan diatas sebagai tanggapan terhadap perubahan kebutuhan “pemakai”.

Metode dalam Pembuatan DSS

dalam pembangunan sebuah DSS biasanya menggunakan beberapa metode, yaitu :

System development life cycle (SDLC)

Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

  • Design
  • Implementation
  • Analysis
  • Need
  • Planning
  • System

Prototyping

  • Suatu metode dalam pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sesuatu program dengan cepat dan bertahap sehingga segera dapat dievaluasi oleh pemakai
  • Hal ini berbeda dengan pendekatan SDLC tradisional (konvensional) yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk menghasilkan spesifikasi yang sangat rinci sebelum pemakai dapat mengevaluasi sistem
  • Mengingat kebanyakan pemakai mengalami kesulitan dalam memahami spesifikasi sistem berakibat bahwa pemakai tidak begitu paham sampai pengujian dilakukan
  • Selain itu, prototipe membuat proses pengembangan sistem informasi menjadi lebih cepat dan lebih mudah, terutama pada kedaaan kebutuhan pemakai sulit untuk diidentifikasi.
  • Prototipe dapat dibuat dengan menggunakan perangkat-perangkat, misalnya Visual BASIC dan PowerBuilder, ataupun DBMS (Database Management System) seperti Microsoft Access, sehingga pembuatan program dapat dilakukan dengan cepat

Sasaran Prototipe :
1.Mengurangi waktu sebelum pemakai melihat sesuatu yang konkret dari usaha pengembangan sistem
2.Menyediakan umpan balik yang cepat dari pemakai kepada pengembang
3.Membantu menggambarkan kebutuhan pemakai dengan kesalahan yang lebih sedikit
4.Meningkatkan pemahaman pengembang dan pemakai terhadap sasaran yang seharusnya dicapai oleh sistem
5.Menjadikan keterlibatan pemakai sangat berarti dalam analisis dan desain sistem

Pendekatan Prototipe
Identifikasi Kebutuhan Pemakai Membuat Prototipe Menguji Prototipe Memperbaiki Prototipe Mengembangkan Versi Produksi  Pengembang dan pemakai bertemu  Pemakai menjelaskan kebutuhan sistem  Pengembang mulai membuat prototipe  Pemakai menguji prototipe dan memberikan kritikan atau saran  Pengembang melakukan modifikasi sesuai dengan masukan pemakai  Pengembang merampungkan sistem sesuai dengan masukan terakhir dari pemakai
Kelebihan Prototipe

Pendefinisian kebutuhan pemakai menjadi lebih baik karena keterlibatan pemakai yang lebih intensif
Meningkatkan kepuasan pemakai dan mengurangi risiko pemakai tidak menggunakan sistem mengingat keterlibatan mereka yang sangat tinggi sehingga sistem memenuhi kebutuhan mereka dengan lebih baik
Mempersingkat waktu pengembangan
Memperkecil kesalahan disebabkan pada setiap versi prototipe, kesalahan segera terdeteksi oleh pemakai
Pemakai memiliki kesempatan yang lebih banyak dalam meminta perubahan-perubahan
Menghemat biaya (menurut penelitian, biaya pengembangan dapat mencapai 10% hingga 20% dibandingkan kalau menggunakan SDLC tradisional)
Kelemahan Prototipe
Prototipe hanya bisa berhasil jika pemakai bersungguh-sungguh dalam menyediakan waktu dan pikiran untuk menggarap prototipe
Kemungkinan dokumentasi terabaikan karena pengembang lebih berkonsentrasi pada pengujian dan pembuatan prototipe
Mengingat target waktu yang pendek, ada kemungkinan sistem yang dibuat tidak lengkap dan bahkan sistem kurang teruji
Jika terlalu banyak proses pengulangan dalam membuat prototipe, ada kemungkinan pemakai menjadi jenuh dan memberikan reaksi yang negatif
Apabila tidak terkelola dengan baik, prototipe menjadi tak pernah berakhir. Hal ini disebabkan permintaan terhadap perubahan terlalu mudah untuk dipenuhi
Prototipe baik dipakai pada keadaan
Sistem mempunyai resiko tinggi
Tidak jelas permasalahannya
Tidak jelas kebutuhan & keinginan
Tidak pasti ada yang ingin dilakukan
Perancangan Dialog User – Komputer
Bagiamana membuat dialog yg. baik, ramah, mudah ?
Sistem diminati oleh banyak pemakai
Mencari kesepakatan
Basis untuk menyamakan persepsi
User ingin cepat selesai
User tidak sabar menunggu
Prototipe segera memperlihatkan bentuk kerja sistem
Masa pakai singkat
Sistem hanya dipakai beberapa kali saja
Ingin menunjukkan inovasi
Pengembangan dapat menunjukkan kecanggihan
Sistem cepat terlihat (mungkin juga cepat selesai)
Kebutuhan berubah-ubah
User sulit menjelaskan kebutuhan
Menjadi keadaan yang paling umum untuk memakai prototyping

Pengembangan DSS Berbasis User
Pengembangan DSS berbasis user adalah pengembangan dan penggunaan sistem informasi berbasis komputer oleh orang-orang di luar wilayah sistem informasi formal.
Keuntungan bila user sendiri yang membangun DSS :
Waktu penyelesaian singkat
Syarat-syarat spesifikasi kebutuhan sistem tak diperlukan
Masalah implementasi DSS dapat dikurangi
Biayanya sangat rendah
Resikony adalah :
Kualitasnya bisa tak terjaga.
Resiko potensial kualitas dapat diklasifikasi dalam 3 katagori: (a) tool dan fasilitas dibawah standar (b) resiko yang berhubungan dengan proses pengembangan (contoh : pengembangan sistem yang mnghasilkan hasil yang salah), dan (c) resiko manajemen data (misal : kehilangan data).
Fleksibilitas dalam DSS
Hal-hal yang menyebabkan kebutuhan akan fleksibilitas dalam DSS :
Tak seorang pun, baik user maupun pembangun DSS, yang mampu untuk menentukan kebutuhan fungsional seluruhnya.
User tak tahu, atau tak dapat mengungkapkan, apa yang mereka mau dan butuhkan
Konsep user mengenai tugas, dan persepsi dari sifat dasar masalah, berubah pada saat sistem dipakai.
Penggunaan DSS secara aktual hampir pasti berbeda dari yang diinginkan semula.
Solusi yang diturunkan melaluii DSS bersifat subyektif.
Terdapat berbagai vriasi diantara orang-orang dalam hal bagaimana mereka menggunakan DSS
Ringkasnya ada 2 alasan utama adanya fleksibilitas dalam DSS :
DSS harus berevolusi atau berkembang untuk mencapai desain operasional, sebab tak seorangpun yang bisa memperkirakan atau mengantisipasi apa yang dibutuhkan secara lengkap.
Sistem jarang mencapai hasil final; ia harus sering diubah untuk mengantisipasi perubahan dalam hal : masalah, user dan lingkungan. Faktor-faktor ini memang sering berubah-ubah. Perubahan yang terjadi haruslah mudah untuk dilakukan.

 

Pemilihan DSS Generator dan Tool Software Lainnya.

Pelbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh suatu organisasi yang akan menggunakan DSS Generator: (1) generator seperti apa yang akan digunakan, (2) hardware seperti apakah yang dipakai untuk menjalankannya, (3) sistem operasi seperti apa yang akan digunakan, (4) jaringan seperti apakah yang akan dipakai untuk menjalankannya.

Dengan kemampuan PC yang luar biasa sekarang ini, software DSS lebih banyak ditemui pada jenis komputer mikro. Kemudian dengan adanya program-program berbasis Windows, membuat DSS menjadi lebih disukai karena kemudahan penggunaannya.

Pemilihan Software.

Tool software dasar yang patut dipertimbangkan adalah:

  • Fasilitas database relasional dengan fasilitas pembuatan laporan yang baik dan fasilitas pemilihan data setiap saat.
  • Bahasa penghasil grafis.
  • Bahasa pemodelan.
  • Bahasa analisis data statistikal umum.
  • Bahasa khusus yang lain (misal: untuk membangun simulasi).
  • Bahasa pemrograman (generasi ketiga).
  • Tool pemrograman berorientasi objek.
  • Tool pembangun ES.
  • Jaringan.
  • CASE tools.

Pemilihan tool dan/atau generator adalah merupakan proses yang rumit dengan alasan:

  1. Pada saat pemilihan, informasi DSS yang dibutuhkan dan outputnya tidak diketahui secara lengkap.
  2. Terdapat ratusan paket software di pasaran.
  3. Paket software selalu berganti dengan cepat.
  4. Harga seringkali berubah.
  5. Beberapa orang terlibat dalam tim evaluasi.
  6. Suatu bahasa digunakan dalam membangun pelbagai DSS. Dari sini kemampuan yang dibutuhkan dari tool berubah dari satu aplikasi ke aplikasi lain.
  7. Pemilihan keputusan melibatkan banyak kriteria yang diterapkan pada bermacam-macam paket yang dibandingkan. Beberapa kriteria tak bisa diukur, yang lain memiliki konflik langsung dengan yang lain lagi.
  8. Semua masalah teknis, fungsional, end-user, dan manajerial harus dipertimbangkan masak­masak.
  9. Evaluasi komersial yang tersedia, misalnya oleh Data Decisions, Data Pro, dan Software Digest, Inc.; dan jurnal panduan user, misalnya PC Week dan Infosystems, semuanya bersifat subjektif dan seringkali dangkal ulasannya. Mereka hanyalah merupakan salah satu sumber informasi saja, yang setara dengan sumber-sumber informasi lain.

Merangkai semuanya dalam satu sistem.

Tool-tool pengembangan meningkatkan produktivitas builder dan membantu mereka menghasilkan DSS yang sesuai dengan kebutuhan user pada biaya yang moderat. Hal mendasar pada pengembangan tool dan generator ini adalah konsep: (1) penggunaan tool otomatis skala tinggi di keseluruhan proses pengembangan, dan (2) penggunaan bagian-bagian pra-fabrikasi dalam proses manufaktur keseluruhan sistem.

Sistem pengembangan DSS bisa dibayangkan seperti bengkel dengan pelbagai tool dan komponen. Sistem ini melibatkan komponen-komponen utama seperti:

  • Penanganan permintaan/query (mendapatkan informasi dari database).
  • Fasilitas analisis dan desain sistem (pengeditan, penginterpretasian, dll.).
  • Sistem manajemen dialog (antarmuka user).
  • Generator laporan (memformat laporan output).
  • Generator grafis.
  • Manajer kode sumber (menyimpan dan mengakses model built-in dan model yang dikembangkan user/user developed).
  • Sistem manajemen berbasis model.
  • Sistem manajemen knowledge.

Leave a comment